Bulan Patah mengetengahkan pergulatan hidup paramedis dalam menghadapi berbagai pertentangan kemanusiaan di Pulau Flores pada awal tahun 2000-an. Perselisihan tentang kehamilan yang tidak dikehendaki, kehamilan di luar nikah, serta kehamilan yang dibiarkan tanpa penanganan dokter atau bidan, dibangun oleh lemahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Perselisihan dan pandangan budaya tentang hamil dan melahirkan akibat kuatnya budaya patriarki menambah masalah ini. Puskesmas Bugenvil latar utama novel ini adalah puskesmas yang kotor, kering, dan kekurangan air. Bidan Rosa Dalima tokoh utama novel ini berhasil menjadikan puskesmas dilimpahi air dan subur dengan berbagai jenis bunga dan bibit pohon. Bibit pohon dihadiahkan kepada ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilan, menjauhi dukun, serta melahirkan di puskesmas. Menghadapi konflik apa pun dalam perjalanan tugasnya, Ros selalu dipertemukan kembali dengan Yordan, seorang dokter sekaligus pujaan hatinya yang pernah menorehkan luka akibat sikap keluarga Yordan. Tanpa disadari sesungguhnya Ros menjalani pekerjaannya dalam spirit bunga wijaya kusuma, simbol dan filosofi bhakti husada. Berbunga saja, mekar saja, tanpa perlu menunjukkan keindahan bagi mata yang memandang. Dirinya selalu terkenang nasihat Mama Yus, ibunya yang sudah meninggal. Bidan adalah bidan! Bukan hanya bidan! Tolong saja. Itulah prinsip kerja Ros yang membuatkan tangguh dan menghidupi setiap pekerjaan yang dilakukan.
Bulan Patah
Rp 140.000
Bulan Patah mengetengahkan pergulatan hidup paramedis dalam menghadapi berbagai pertentangan kemanusiaan di Pulau Flores pada awal tahun 2000-an. Perselisihan tentang kehamilan yang tidak dikehendaki, kehamilan di luar nikah, serta kehamilan yang dibiarkan tanpa penanganan dokter atau bidan, dibangun oleh lemahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Perselisihan dan pandangan budaya tentang hamil dan melahirkan akibat kuatnya budaya patriarki menambah masalah ini.
Ketersediaan: Stok 30