“Kalau soal penghormatan pada tradisi keagamaan, Kiai NU dan Romo Katolik itu mirip. Tapi kalau soal guyon, kesannya Kiai yang menang. Tapi setelah baca buku moZu ini rasanya beliau berhasil menjebol gawang NU di masa injury time menit ke 90+3. Skornya jadi sama kuat,” demikian ungkap Nadirsyah Hosen (Gus Nadir), Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama, di Australia – New Zealand.
“Dengan bahasa yang mudah dicerna, Romo Andreas Zu menawarkan pesan moral dan spiritual yang luar biasa melalui kisah-kisah kehidupan yang tampak biasa-biasa saja. Lelucon yang diambil dari hidup kaum berjubah baik masa pendidikan maupun saat berkarya membuat bibir kita tersenyum bahkan memancing gelak tawa, mengundang budi kita berpikir, bahkan hati tersentuh hingga kita pun dengan simpati serasa ditegur dan diteguhkan untuk hidup lebih optimis, humoris, dan humanis,” tambah Mgr Anton (Uskup Bandung).
Kisah-kisah dalam buku ini sebagian besar adalah kisah nyata, tentang kekaguman betapa hidup ini menyuguhkan kekonyolan demi kekonyolan. Tuhan tak pernah membiarkan kita bersedih. Ada saja hiasan-hiasan kelucuan sebagai hiburan di tengah hidup. Mencecap perjalanan yang dihiasi dengan serba-serbi dunia tawa itu, membuat hidup terasa penuh dengan gairah. Di saat hidup terasa kering, kisah-kisah ini hadir sebagai oase yang menyegarkan