Era kontemporer Kekristenan menyingkapkann sifat dan karakter ke-diri-an paguyuban dan patembayan Kekristenan yang terus berevolusi. Dari kesatuannya dengan penguasa dan kekuasaan sipil (negara) sampai pemisahan, bahkan perseteruan, mengajarkan hikmat dan kearifan. Paguyuban Kekristenan itu menjadi institusi yang menekankan kembali moralitas, sebagaimana agama mesti disebut demikian. Institusi Gereja pada masa silam begitu menyatu, bahkan menikmati dan disalahgunakan oleh kekuasaan sekuler (yakni negara). Memang, dua entitas (negara dan agama) dalam kerja samanya yang dimaksudkan untuk kesejahteraan bersama bisa sangat “seksi”. Namun, berulang kali kerja sama itu dilepeh demi kepentingan terselubung yang ternyata bersifat eksklusif dan egosentrik, serta mengorbankan manusia dan kehidupan. Wujud perjumpaan dua entitas itu kini mengarah pada cakupan yang lebih luas dan mendasar, pada soal-soal dunia, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Dunia ini menuntut corak kerja sama, bukan otoritarianisme dan penguasaan-atas-yang-lain. Jadi, dalam kebersamaan terjadi peristiwa yang memengaruhi, menyentuh, memiliki hubungan, termasuk bumi pertiwi dan semesta alam. Catatan dan pemikiran historis dalam karya ini menyingkapkan banyak hal yang terselubung. Gagasan, cara berpikir, alam pikiran, mental, etos, daya hidup, suasana batin, kesadaran, bahkan élan vital itu dalam era kontemporer Kekristenan menjadi jiwa (Geist) yang terselubung. Dengan begitu, daya tumbuh yang membuahkan kehidupan inilah yang disingkap oleh Kekristenan yang mendunia.
Terselubung Kejadian – Kekristenan Kontemporer
Rp 145.000
Era kontemporer Kekristenan menyingkapkann sifat dan karakter ke-diri-an paguyuban dan patembayan Kekristenan yang terus berevolusi. Dari kesatuannya dengan penguasa dan kekuasaan sipil (negara) sampai pemisahan, bahkan perseteruan, mengajarkan hikmat dan kearifan. Paguyuban Kekristenan itu menjadi institusi yang menekankan kembali moralitas, sebagaimana agama mesti disebut demikian. Institusi Gereja pada masa silam begitu menyatu, bahkan menikmati dan disalahgunakan oleh kekuasaan sekuler (yakni negara). Memang, dua entitas (negara dan agama) dalam kerja samanya yang dimaksudkan untuk kesejahteraan bersama bisa sangat “seksi”. Namun, berulang kali kerja sama itu dilepeh demi kepentingan terselubung yang ternyata bersifat eksklusif dan egosentrik, serta mengorbankan manusia dan kehidupan. Wujud perjumpaan dua entitas itu kini mengarah pada cakupan yang lebih luas dan mendasar, pada soal-soal dunia, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Dunia ini menuntut corak kerja sama, bukan otoritarianisme dan penguasaan-atas-yang-lain. Jadi, dalam kebersamaan terjadi peristiwa yang memengaruhi, menyentuh, memiliki hubungan, termasuk bumi pertiwi dan semesta alam. Catatan dan pemikiran historis dalam karya ini menyingkapkan banyak hal yang terselubung. Gagasan, cara berpikir, alam pikiran, mental, etos, daya hidup, suasana batin, kesadaran, bahkan élan vital itu dalam era kontemporer Kekristenan menjadi jiwa (Geist) yang terselubung. Dengan begitu, daya tumbuh yang membuahkan kehidupan inilah yang disingkap oleh Kekristenan yang mendunia.
Ketersediaan: Stok 15