Filsafat selama ini salah dipahami sebagai “ilmu yang njelimet” sehingga dihindari, bahkan kerap dimusuhi karena salah dipahami seolah belajar filsafat akan menjadi ateis. Salah paham ini perlu diluruskan, terutama di dunia perguruan tinggi. Menurut Franz Magnis-Suseno, filsafat adalah “ilmu kritis”. Belajar sejarah filsafat tidak lain mempelajari sejarah ilmu-ilmu, sejarah pemikiran kritis (perdebatan antara filsuf dan mashab), juga mengkultivasi tradisi berdialektika secara kritis, di samping memperkaya perspektif keilmuan warga akademik. Karena itu, filsafat sangat dibutuhkan di perguruan tinggi. Agar misi itu terlaksana, dibutuhkan “mentor-mentor” yang ahli filsafat, untuk mendidik sejumlah warga akademik sedemikian sehingga setelah pembelajaran dapat menulis “wawasan filosofisnya” sebagai hasil pembelajaran. Buku ini merupakan hasil dari proses itu, di mana para mentor, seperti: Franz Magnis-Suseno, Dr. A. Setyo Wibowo, Dr. Thomas Hidya Tjaya, Dr. F. Budi Hardiman memberikan dasar-dasar, lalu para peserta yang telah “dialatih” menunjukkan hasilnya dengan menulis. Bisa dikatakan, buku ini merupakan “sebuah kolaborasi” untuk menunjukkan bahwa belajar filsafat itu tidaklah sulit seperti dibayangkan, asalkan belajar dari para mentor yang ahli.
Rapsodia Filsafat
Rp 90.000
Filsafat selama ini salah dipahami sebagai “ilmu yang njelimet” sehingga dihindari, bahkan kerap dimusuhi karena salah dipahami seolah belajar filsafat akan menjadi ateis. Salah paham ini perlu diluruskan, terutama di dunia perguruan tinggi. Menurut Franz Magnis-Suseno, filsafat adalah “ilmu kritis”. Belajar sejarah filsafat tidak lain mempelajari sejarah ilmu-ilmu, sejarah pemikiran kritis (perdebatan antara filsuf dan mashab), juga mengkultivasi tradisi berdialektika secara kritis, di samping memperkaya perspektif keilmuan warga akademik. Karena itu, filsafat sangat dibutuhkan di perguruan tinggi. Agar misi itu terlaksana, dibutuhkan “mentor-mentor” yang ahli filsafat, untuk mendidik sejumlah warga akademik sedemikian sehingga setelah pembelajaran dapat menulis “wawasan filosofisnya” sebagai hasil pembelajaran. Buku ini merupakan hasil dari proses itu, di mana para mentor, seperti: Franz Magnis-Suseno, Dr. A. Setyo Wibowo, Dr. Thomas Hidya Tjaya, Dr. F. Budi Hardiman memberikan dasar-dasar, lalu para peserta yang telah “dialatih” menunjukkan hasilnya dengan menulis. Bisa dikatakan, buku ini merupakan “sebuah kolaborasi” untuk menunjukkan bahwa belajar filsafat itu tidaklah sulit seperti dibayangkan, asalkan belajar dari para mentor yang ahli.
Ketersediaan: Stok 25