Adagium ‘Extra Ecclesia Nulla Salus’ begitu kuat menggema dalam sejarah kekristenan sejak dilontarkan oleh Siprianus tahun 258. Ungkapan yang kurang lebih berarti ‘di luar Gereja tiada keselamatan’ ini menjadi fenomenal justru karena klaim Gereja, yang seolah-olah ingin mengatakan, bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh ketika manusia berada dalam kesatuan dengan Gereja.
Extra Ecclesia Nulla Salus sebenarnya tidak memiliki makna dan maksud membangun tembok eksklusivitas Gereja. Karena sejumlah kondisi dalam Gereja dan pengaruh tokoh-tokoh di dalamnya, menjadikan penggunaan pernyataan ini dari konteks aslinya demi kepentingan yang berbeda.
Selama berabad-abad ada pemahaman keliru mengenai gagasan ini. Butuh 17 abad bagi Gereja untuk melakukan koreksi atas pernyataan ini, yaitu dalam Konsili Vatikan II. Konsili ini menjadi semacam ekstraksi dari wajah Gereja yang selalu berubah dan terbuka. Gereja yang eksklusif menjadi semakin inklusif dan akan terus berkembang ke arah itu. Lewat deklarasi Nostra Aetate, Gereja Katolik menyampaikan pernyataan resmi tentang sikap inklusifnya terhadap agama-agama lain.
Diperlukan pemahaman yang tepat atas adagium Extra Ecclesia Nulla Salus sehingga umat memahami apa maksud sebenarnya. Pertama-tama, umat harus memahami makna asali dan konteksnya. Dalam kenyataannya, adagium ini pertama kali dilontarkan sebagai perlawanan akan ancaman perpecahan dalam Gereja. Semangat doktrin ini adalah untuk mendorong kesatuan di dalam Gereja sendiri.
Mengoreksi Extra Ecclesiam Nulla Salus
Rp 55.000
Adagium ‘Extra Ecclesia Nulla Salus’ begitu kuat menggema dalam sejarah kekristenan sejak dilontarkan oleh Siprianus tahun 258. Ungkapan yang kurang lebih berarti ‘di luar Gereja tiada keselamatan’ ini menjadi fenomenal justru karena klaim Gereja, yang seolah-olah ingin mengatakan, bahwa keselamatan hanya dapat diperoleh ketika manusia berada dalam kesatuan dengan Gereja.
Ketersediaan: Stok 19
Berat | 0,255 kg |
---|