Berat | 0,365 kg |
---|
Memaknai Digitalitas
Rp 85.000
Kita sedang hidup di masa puncak revolusi digital. Hidup manusia pun berubah menjadi makin digital. Tentu saja ada sumbangan besar bagi hidup manusia. Pengetahuan bisa didapat dengan begitu mudah dan murah. Manusia juga terhubung dengan begitu dekat, melampaui ruang dan waktu yang memisahkan mereka. Buku ini disusun di masa revolusi digital, juga dengan menggunakan teknologi yang berkembang darinya. Dari bekerja sampai mencari cinta kita juga menggunakan gawai yang terhubung dengan dunia digital. Dalam arti ini, dunia digital adalah dunia yang terbentuk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Ia ditopang oleh algoritma, infrastruktur fisik dan digit yang meresap ke dalam seluruh penjuru alam digital. Kita pun menjadi cyborg: separuh manusia dan separuh mesin. Pertanyaannya, di mana batasnya? Di sisi lain, digitalitas (hidup digital) membawa banyak masalah bagi hidup manusia. Pengetahuan menjadi tak berharga, persis karena ia begitu murah dan mudah untuk didapat. Kedangkalan peradaban menjadi buahnya. Orang kehilangan kemampuan berpikir kritis dan mendalam tentang berbagai hal. Kebohongan dan perpecahan tersebar luas berkat revolusi digital yang begitu cepat terjadi. Karena baru dan mengubah hidup manusia secara mendasar, digitalitas perlu dimaknai secara baru. Itulah tujuan buku ini. Di sinilah peran filsafat menjadi penting. Dalam arti ini, filsafat adalah ilmu yang menyediakan arah bagi manusia. Di tengah kebingungan karena perubahan yang begitu cepat, filsafat menyediakan prinsip-prinsip yang membuat hidup manusia tetap seimbang. Buku Memaknai Digitalitas mengajak pembaca berjumpa dengan para pemikir dan aliran filsafat besar di dalam sejarah (Asia dan Eropa), guna menimba kebijaksanaan dari mereka. Harapannya, kebijaksanaan bisa tumbuh di dalam masa digital ini.
Ketersediaan: Stok 30