Kesetiaan Kreatif

Rp 250.000

Penerbit-Percetakan Kanisius lahir dengan nama Canisius Drukkerij pada 26 Januari 1922, atas inisiatif Superior Misi Serikat Jesus (SJ) waktu itu, Pater J. Hoeberechts, SJ. Kemudian pengelolaan Canisius Drukkerij, yang merupakan percetakan offset pertama di Indonesia, diserahkan kepada para bruder FIC. Sejarah awal Kanisius ini tidak pernah lepas dari karya Misi Katolik, khususnya di tanah Jawa, serta sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra dan pascakemerdekaan. Tercatat pada 15 Juni 1922, Kanisius pertama kali mencetak buku Babadipoen Santo Franciscus-Xaverius, Rasoel Agoeng ing Tanah Indija, Goebahanipoen A.M.D.G. Misi ini terus dihidupi hingga saat ini, pun saat bertransformasi menjadi PT Kanisius pada 2014. Tata kelola yang lebih profesional menjadikan perjalanan menuju satu abad Kanisius dibarengi perencanaan dan strategi yang lebih matang, baik dalam hal produksi maupun pelayanan kepada pelanggan. Dalam perjalanan karyanya, Kanisius selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan para mitra, baik dari lembaga Gereja, lembaga pendidikan, maupun lembaga Pemerintah. Seiring perkembangan zaman, terutama pada era kemajuan teknologi informasi yang makin pesat, Kanisius terus berbenah dan berdinamika dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Eksistensi Kanisius menuju 100 tahun berkarya ini direfleksikan dalam buku KESETIAAN KREATIF, Refleksi Perjalanan 100 Tahun Karya Penerbit-Percetakan Kanisius. Buku ini memuat rangkaian peristiwa yang menjadi tonggak-tonggak penting, tidak hanya untuk Kanisius, tetapi juga karya Misi Katolik dan perjuangan bangsa Indonesia. Penulisan buku ini dijiwai oleh semangat creative fidelity (ketaatan yang kreatif) dan UAP (Universal Apostolic Preferences) Serikat Jesus. Kehadiran buku ini menjadi persembahan 100 tahun Kanisius berkarya yang memuat dinamika perjalanan karya Kanisius yang tidak lepas dari perjalanan karya Misi Katolik dan sejarah bangsa Indonesia pra dan pascakemerdekaan. Selain itu, buku ini diharapkan menjadi salah satu buku rujukan sejarah yang ditulis secara komprehensif dengan memperhatikan fakta-fakta sejarah beserta kejadian-kejadian penting dalam kurun waktu 1900-2020.

Ketersediaan: Stok 10

Penerbit-Percetakan Kanisius lahir dengan nama Canisius Drukkerij pada 26 Januari 1922, atas inisiatif Superior Misi Serikat Jesus (SJ) waktu itu, Pater J. Hoeberechts, SJ. Kemudian pengelolaan Canisius Drukkerij, yang merupakan percetakan offset pertama di Indonesia, diserahkan kepada para bruder FIC. Sejarah awal Kanisius ini tidak pernah lepas dari karya Misi Katolik, khususnya di tanah Jawa, serta sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra dan pascakemerdekaan. Tercatat pada 15 Juni 1922, Kanisius pertama kali mencetak buku Babadipoen Santo Franciscus-Xaverius, Rasoel Agoeng ing Tanah Indija, Goebahanipoen A.M.D.G. Selanjutnya mencetak buku-buku doa, liturgi, dan buku-buku untuk keperluan pengajaran di Canisius Stichting atau Yayasan Kanisius yang lebih dahulu berdiri pada 1918. Selain itu, dalam suasana kebangkitan nasional dan wujud dukungan pada perjuangan pemuda, tahun 1920 Kanisius mencetak surat kabar Swara Tama dan tahun 1928 mencetak majalah bulanan Tamtama Dalem. Pada 1925-1926, Kanisius mulai menerbitkan buku, antara lain Among Poetra (1925) oleh W.J.S. Poerwadarminta, Babadipoen Santo Stanislaoes (1925), dan Padoepan Kentjana (1926). Kemudian terbit pula buku Elmoe Bebrayan I-IV (1934-1936), Panggegoelang Bab Kasampoernan Katoelik (1936), dan Piwoelang Katoelik (1936). Pada masa pascakemerdekaan, Kanisius dipercaya untuk mencetak Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) pada 1946. Pasang surut kehidupan sosial politik pada awal kemerdekaan juga memengaruhi perjalanan Kanisius. Tercatat pada 1948, Pak Atmasentana, pejabat direksi saat itu, diarak oleh sekelompok orang ke Istana Negara di Yogyakarta untuk menghadap Presiden Soekarno karena menolak mencetak koran Patriot yang berisi propaganda komunis. Pasang surut ini tidak menyurutkan dukungan Kanisius pada bangsa dan negara Indonesia. Pada 1950, Kanisius mulai menerbitkan buku-buku pelajaran. Pada perkembangan selanjutnya, buku-buku pelajaran yang diterbitkan mengacu pada kurikulum pendidikan nasional yang berlaku. Sejak awal berdiri, Kanisius konsisten mengemban misi untuk berkontribusi pada pelayanan Gereja dan dunia Pendidikan. Misi ini terus dihidupi hingga saat ini, pun saat bertransformasi menjadi PT Kanisius pada 2014. Tata kelola yang lebih profesional menjadikan perjalanan menuju satu abad Kanisius dibarengi perencanaan dan strategi yang lebih matang, baik dalam hal produksi maupun pelayanan kepada pelanggan. Dalam perjalanan karyanya, Kanisius selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan para mitra, baik dari lembaga Gereja, lembaga pendidikan, maupun lembaga Pemerintah. Seiring perkembangan zaman, terutama pada era kemajuan teknologi informasi yang makin pesat, Kanisius terus berbenah dan berdinamika dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat. Eksistensi Kanisius menuju 100 tahun berkarya ini direfleksikan dalam buku KESETIAAN KREATIF, Refleksi Perjalanan 100 Tahun Karya Penerbit-Percetakan Kanisius. Buku ini memuat rangkaian peristiwa yang menjadi tonggak-tonggak penting, tidak hanya untuk Kanisius, tetapi juga karya Misi Katolik dan perjuangan bangsa Indonesia. Penulisan buku ini dijiwai oleh semangat creative fidelity (ketaatan yang kreatif) dan UAP (Universal Apostolic Preferences) Serikat Jesus. Kehadiran buku ini menjadi persembahan 100 tahun Kanisius berkarya yang memuat dinamika perjalanan karya Kanisius yang tidak lepas dari perjalanan karya Misi Katolik dan sejarah bangsa Indonesia pra dan pascakemerdekaan. Selain itu, buku ini diharapkan menjadi salah satu buku rujukan sejarah yang ditulis secara komprehensif dengan memperhatikan fakta-fakta sejarah beserta kejadian-kejadian penting dalam kurun waktu 1900-2020.

Berat 1,51 kg
Keranjang Belanja
Kesetiaan Kreatif
Rp 250.000

Ketersediaan: Stok 10

Memerlukan bantuan?