Sejak diumumkan, surat Paus Fransiskus Patris Corde, sudah memikat banyak orang. Ada catatan negatif, terutama tentang “kurangnya tempat bagi perempuan dalam Gereja Katolik”. Ada pula catatan positif, yang dihubungkan dengan kurangnya perhatian Gereja Katolik kepada St. Yusup, dibandingkan dengan perhatian kepada Santa Perawan Maria. Paus Fransiskus sebenarnya menginginkan apa? Cintanya kepada Bunda Maria amat besar. Namun, ia justru memperhatikan St. Yusup, yang selama berabad-abad terasa tersisih dari bakti umat Katolik. Memang “ceramah” St. Yusup tidak terdapat dalam Injil. Namun, Paus Fransiskus melihat bahwa peran Yusup tidak kecil dalam menyambut Sang Putra dan membesarkan-Nya. Bahkan Paus Fransiskus melihat peran istimewa St. Yusup sesuai dengan tekad Sang Putra, “yang mengosongkan Diri demi menebus manusia”. Dengan kata lain, St. Yusup dekat sekali hatinya dengan Sang Putra. Apalagi, caranya mendampingi (baca: “mendidik”) Sang Putra juga menarik, justru untuk zaman sekarang: baik dari sudut pelayanan kepada “orang kecil” maupun dari sudut “intisari pendidikan”. Di sanalah kita pantas mengikuti cara berpikir, perasaan dan tindakan Paus Fransiskus (bersama dengan Paus Pius IX) yang mengajak kita berbakti kepada St. Yusup.
Bakti Yusup
Rp 40.000
Sejak diumumkan, surat Paus Fransiskus Patris Corde, sudah memikat banyak orang. Ada catatan negatif, terutama tentang “kurangnya tempat bagi perempuan dalam Gereja Katolik”. Ada pula catatan positif, yang dihubungkan dengan kurangnya perhatian Gereja Katolik kepada St. Yusup, dibandingkan dengan perhatian kepada Santa Perawan Maria. Paus Fransiskus sebenarnya menginginkan apa? Cintanya kepada Bunda Maria amat besar. Namun, ia justru memperhatikan St. Yusup, yang selama berabad-abad terasa tersisih dari bakti umat Katolik. Memang “ceramah” St. Yusup tidak terdapat dalam Injil. Namun, Paus Fransiskus melihat bahwa peran Yusup tidak kecil dalam menyambut Sang Putra dan membesarkan-Nya. Bahkan Paus Fransiskus melihat peran istimewa St. Yusup sesuai dengan tekad Sang Putra, “yang mengosongkan Diri demi menebus manusia”. Dengan kata lain, St. Yusup dekat sekali hatinya dengan Sang Putra. Apalagi, caranya mendampingi (baca: “mendidik”) Sang Putra juga menarik, justru untuk zaman sekarang: baik dari sudut pelayanan kepada “orang kecil” maupun dari sudut “intisari pendidikan”. Di sanalah kita pantas mengikuti cara berpikir, perasaan dan tindakan Paus Fransiskus (bersama dengan Paus Pius IX) yang mengajak kita berbakti kepada St. Yusup.
Ketersediaan: Stok 9