Berat | 0,38 kg |
---|---|
Dimensi | 15 × 21 × 3 cm |
Awam, Mau ke Mana?
Rp 60.000
Ketika zaman telah berubah dengan kecepatan fantastis yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan Gereja masih mempertahankan perkembangan alamiahnya. Ketika para awam Katolik hidup di tengah dunia yang memiliki norma, cara pikir, dan cara hidup yang makin berbeda dengan ajaran imannya. Ketika pendidikan makin menonjolkan rasionalitas daripada kepekaan hati. Ketika paham ateisme dan sekularisme tanpa terasa masuk ke dalam sendi kehidupan sehari-hari. Ketika motif-motif ekonomi dan konsumerisme makin kuat memengaruhi kehidupan, lewat media-media sosial yang makin tak terbendung. Ketika manusia makin silau terhadap kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketika bahasa Teologis dan Filsafat makin tidak mudah dipahami para awam. Ketika globalisasi dengan makin kuat cenderung menyeragamkan segala sesuatu. Ketika rasio gembala-umat dalam Gereja Katolik makin fantastis, di mana setiap imam harus melayani “seribu” umat. Ketika dialog iman makin redup, terimpit budaya “relativisme”. Ketika Gereja Katolik bukan lagi menjadi agama terbesar di dunia, dan harus hidup berdampingan dengan agama-agama lain. Ketika ekosistem makin hancur dan kesenjangan ekonomi makin parah. Ketika hidup makin membingungkan …. Lalu, dalam penziarahannya, “Awam Mau ke Mana”? Harus ke Mana? Harus Bagaimana? Buku ini mengajak untuk merefleksikan kembali keberadaan awam Katolik, mayoritas Tubuh Kristus, mayoritas Gereja Katolik yang masih berziarah, di tengah tantangan zaman ini.
Ketersediaan: Stok 30